Rumah Joglo, ibu Dr Nunuk Maria Ulfah, Yogyakarta, Indonesia

Nama Proyek : Rumah Joglo Ibu Dr Nunuk Maria Ulfah
Principal Architect : Mario Andreti ,ST.
Architecture Firm : MOM Architect
Owner : Ibu Dr Nunuk Maria Ulfah
Lokasi : Yogyakarta, Indonesia
Status : Terbangun
Luas Lahan : 420 m2
Luas Bangunan : 174 m2
Desain : 2009



Perspektif Eksterior 1





Perspektif Eksterior 2

Perspektif Eksterior 3


Perspektif Interior 1



Foto Terbangun :














Denah


Site rumah joglo ini berlokasi di dekat PPG Kesenian Yogyakarta, berada pada posisi hook dengan view maksimal ke arah sebuah lapangan sepakbola. Direncanakan pada site ini akan berdiri 2 masa bangunan, yaitu masa bangunan Joglo Utama, serta 1 masa bangunan penunjang yang terdiri dari 2 unit kamar tidur dan kamar mandi dalam. Dengan kondisi ini, maka arsitek mengusulkan zonasi masa bangunan dengan Joglo utama diletakkan mengarah ke lapangan sepakbola, bangunan penunjang berada pada sisi utara dengan caport berada diantara kedua masa bangunan tersebut.

Bangunan Joglo utama, merupakan bangunan lama (Joglo lawasan), yang dibeli oleh owner dari sebuah desa di Sragen, yang kemudia dipindahkan ke lokasi tanah ini di Yogyakarta. Kondisi Joglo saat tiba di yogya tidak terlalu baik, cukup banyak material yang sudah lapuk, dan harus diganti dengan yang baru, diantaranya pada struktur rangka atap dan genteng. Sedangkan untuk dinding-dinding, seluruh dinding terbuat dari kayu dan gebyok, dan kondisi beberapa bagian juga kurang baik. Sehingga pada beberapa gebyok diganti dengan gebyok yang dibeli lawasan (barang lama) juga, sebagian dibuat dengan papan baru, dan sebagian lagi adalah gebyok asli yang diperbaiki beberapa sisinya saja. Pemasangan kembali Joglo juga cukup cepat, untuk struktur utama tidak sampai 3 hari sudah berdiri dengan baik.

Bangunan joglo utama terdiri dari beberapa fungsi ruang, antara lain : ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar tidur utama, kamar mandi utama, kamar tidur pembantu, kamar mandi pembantu, ruang cuci, dan ruang jemur pakaian. Pada umumnya, bangunan joglo tradisional memiliki dapur yang diletakkan di area belakang dan tidak masuk ke dalam ruang utama joglo, namun arsitek mencoba memberi usulan untuk memadukan antara bangunan tradisional Joglo dengan sentuhan modernisasi yang lebih fungsional. Usulan ini bukan bentuk pernyataan bahwa nilai tradisional tersebut adalah buruk, namun lebih ke alasan pengoptimalan fungsi bangunan itu sendiri. Dengan dimensi joglo utama yang mencapai 12 x 11 meter, dirasa agak “mubazir” jika tidak memasukkan fungsi dapur ke dalam fungsi ruang utamanya. Sehingga ruang keluarga, ruang makan, dan dapur berada pada suatu ruang terbuka yang sama dengan bukaan-bukaan maksimal ke luar yang dihasilkan dari gebyok-gebyok pada dinding terluar bangunan. Selain itu dengan pengkondisian demikian, fungsi utama bangunan pun sebagai tempat tinggal keluarga juga dapat diwadahi dengan baik.

Pada bangunan penunjang, terdapat 2 unit kamar tidur dan kamar mandi dalam yang direncanakan untuk disewakan bagi guru-guru yang berkepentingan di PPG Kesenian, atau bagi keluarga dari luar Yogyakarta yang ingin mengunjungi anak mereka yang bersekolah di Universitas Islam Indonesia (UII) yang letaknya tidak jauh dari lokasi rumah ini. Sementara pada bentuk fasad bangunan, bangunan penunjang ini dirancang dengan kesan yang agak lebih kekinian, dengan memberi sentuhan warna krem, material kayu dan genteng terakota, serta pasangan batu paras untuk memberi kesan “unity” (menyatu) dengan bangunan joglo utama.



Tetap Fokus, Konsisten, dan Sukses Selalu 


16 comments:

Thariq said...

Itu kena brp mar biaya designya?trus si ibu habis brp dr awal sampe jadi?

L Mulyohadi said...

Salut untuk Mas Mario.....sangat terkesan dengan eksplorasi yang total....

Anonymous said...

Great work, mas... menginspirasi... :)

prahmahita rayi said...

wah keren mas. detailnya sederhana tapi cantik.

desta vaiwira said...

salut!!!
eksplorasi yg gila...saya suka sekali dgn beberapa ide, meski ada beberapa yg mungkin harus saya akui secara pribadi, saya punya pemikiran yg sedikit berbeda untuk beberapa spot(aslinya iri,krn blm bs dapet klien ky gini, hehe). but overall, andalah salah satu prajurit arsitektur sejati indonesia(halah). mari majukan...

Anonymous said...

Kebetulan sy sudah pernah lihat rumahnya, bagus sangat etnik. Hanya saja sayang lokasi tanahnya yg berada di "mulut" jalan dan agak kurang luas.

Tapi untuk desainnya sendiri bagus.

TiQi Bo said...

Love it! Keep designing, Jo! :)

Mazmur said...

selamat siang Mas Mario, saya liat profil mas Mario di Tabloid Rumah, saya buka web-nya makin salut dengan mas Mario. Kalo boleh nanya kira2 untuk rumah seukuran ibu dokter biaya berapa ya? Kebetulan saya ada sedikit tanah pengen dibangun rumah, tp ukuran tanahnya memanjang agak sulit 10x40 m. Mohon saran mas Mario, terima kasih.

Salam,
Mazmur

Free download Game said...

bagus banget mas,..

Rachmadi Triatmojo said...

pak saya suka dengan desain2 bapak

Faril said...

ternyata analisa tapak tetap menggunakan teori2 yang dijelaskan di perkuliahan ya??

thoma said...

mas, aku ingin sekali jadi arsitek, aku masih kelas 3 SMA, yg harus dipersiapkan apa ya mas?? tolong iya mas .... (aku bingung..)

thoma said...

mas, aku ingin sekali jadi arsitek, aku masih kelas 3 SMA, yg harus dipersiapkan apa ya mas?? tolong iya mas .... (aku bingung..)

Fatchul.art said...

ini rumah sebelah kos saya..depan AZKA mini market.
Ajarin om....T____T
(pengen job *mhasiswa rantau)
facebook.com/fatchul.art

Viola Malta Ramadhani | VOLTARA said...

Sungguh karya yang menginspirasi :)

Anonymous said...

Mas Mario, kalau mau nanya jasa nya berapa ya harga per meternya.