JM House, Yogyakarta, Indonesia


Nama Proyek : JM House
Principal Architect : Mario Andreti ,ST.
Architecture Firm : MOM Architect
Owner : Bapak Jimmy Mahardika
Lokasi : Yogyakarta, Indonesia
Status : -
Luas Lahan : 1.600 m2
Luas Bangunan : 310 m2
Desain : 2009


Perspektif Eksterior 1



Perspektif Eksterior 2


Perspektif Eksterior 3


Siteplan


Denah bangunan utama dan denah studio lukis

Lokasi rumah ini sangat unik, selain luasannya yang cukup besar, sekitar 1.600 m2, berada ditepi sungai, bagusnya lagi jalur sungai tidak berada hanya pada satu sisi tanah namun dua sisi hingga kebelakang. Sungguh sesuatu yang sangat menguntungkan menurut saya. Tanah ini berada cukup jauh dibwah level ketinggian jalan, kalau saya prediksi mungkin dahulunya tanah ini merupakan salah satu tempat penambangan pasir karena terlihat cekungan-cekungannya, dan sekarang menghasilkan tanah yang cukup berkontur dan menjadi sebuah tantangan untuk mengeksplorasinya. Selain itu kondisi tanah yang banyak dipenuhi tanaman-tanaman besar seperti pohon kelapa, pohon melinjo, pohon mangga, dan lain-lain, coba saya pertahankan agar nantinya bisa tetap menghasilkan suasana hijau dan asri bagi rumah ini.


Bangunan ini terdiri dari 2 bangunan, yaitu bangunan Rumah tinggal dan satu bangunan lagi untuk studio lukis, karena Ibu Ayu, istri bapak Jimmy adalah seorang pelukis. Selain itu saya juga menambahkan beberapa fungsi bangunan lainnya yaitu kolam renang yang berada diantara rumah tinggal dan studio, serta sebuah mini amphitheatre untuk tempat pameran atau pertunjukan diantara sesama komunitas seni. Konsep dari rumah ini adalah bagaimana bisa menggunakan segala potensi yang ada untuk dipergunakan sebagai tempat berseni baik itu menghasilkannya dan juga memamerkannya. Sehingga pada bangunan rumah tinggal saya buatkan atap dak dan rumput selain sebagai atap juga berfungsi sebagai tempat tambahan untuk gelar karya. Jika suatu saat ingin mengadakan pameran maka seluruh area dari rumah ini bisa dimanfaatkan untuk spot-spot gelar karya tersebut. Seluruh ruangan pada bangunan rumah dan studio ini berorientasi ke sungai sehingga saya membuatkan pintu-pintu kaca dari kamar tidur, studio, dan ruang keluarga ke arah sungai. Sehingga suasana vegtasi yang mengelilingi sungai dan aliran air sungai serta desiran suaranya beradu dengan bebatuan mampu tersaring dna masuk ke dalam rumah. Sehingga mampu menghadirkan suasana yang relaks baik dari segi visual maupun audio. Termasuk orintasi kolam renang yang saya harapkan mampu menjadi area perantara antara rumah dan sungai menjadi sebuah kesatuan yang utuh.

Rumah tinggal utama terdiri dari 4 buah kamar tidur, 1 kamar utama, 2 kamar anak dan 1 kamar pembantu dengan ruang tamu dan ruang keluarga serta dapur yang terbuka dan terdapat void pada atapnya. Suasana terbuka pada ruang tengah ini saya harapkan akan terasa nyaman dengan bukaan maksimal kearah sungai. Kamar utama dan kedua kamar anak juga berorientasi kepada sungai dengan bukaan yang maksimal ke arah sungai. Ditengah ruang keluarga terdapat tangga besi menuju lantai 2 yang bisa difungsikan sebagai ruang terbuka untuk gelar karya atau sekedar bersantai.


Studio lukis berbentuk bangunan dengan atap dak dan diberi rumput yang memiliki ketingian atap cukup tinggi yaitu sekitar 4 meter. Dimana studio lukis ini membutuhkan ruang gerak yang leluasa serta kemungkinan-kemungkinan pembuatan lukisan dalam ukuran besar sehingga membutuhkan ketinggian demikian. Selain itu studio lukis ini hanya terdiri dari 2 buah ruangan yaitu studio dan ruang simpan dengan pintu yang berukuran besar dengan sistem lipat. Studio lukis ini juga memiliki akses berupa tangga menuju lantai atap, dimana harapnnya lantai atap ini juga bisa dimanfaatkan untuk tempat gelar karya seperti halnya dengan bangunan rumah tinggal.

Untuk material bangunan finishing lebih didominasi oleh acian tanpa cat, bata ekspose, batu alam, kayu dan bambu. Pemilihan finishing material didasarkan juga kepada pertimbangan penghematan budget, lalu saya putuskan untuk tidak mencatnya, karena ibu Ayu merupakan seorang pelukis, saya serahkan sepenuhnya pengembangan rumah beliau ini kepada mereka dalma finishingnya, layaknya saya memberi sebuah kanvas kosong dan mereka mengisinya. Hal ini juga saya lakukan karena berharap akan muncul keunikan-keunikan yang lahir karna aspirasiaspirasi langsung beliau sehingga kesan identitas yang spesifik pun mampu dilahirkan pada desain rumah ini nantinya.




Tetap Fokus, Konsisten, dan Sukses Selalu 



8 comments:

Anonymous said...

lokasi impian nih... cuma nyamuknya gimana ya? he he he

Mario or Marjo (MoM) Architect said...

terima kasih sebelumnya sudah mampir dan memberikan komen.

Mengenai nyamuk menurut saya biasanya lebih diakibatkan oleh semak belukar,karena untuk sungai sendiri,jika dia sungai yang mengalir, nyamuk tidak terlalu banyak.

Terima kasih dan sukses selalu.


Mario Andreti

L Mulyohadi said...

Great .... I was always impressed with your work .... keep on working and inspire many people .....

pito said...

mas, aku bener2 fansmu, house of shalom bener2 "hidden heaven"., beberapa kali juga saya sempet mampir n kenalan ma ownernya, malah mau tak liput juga. mas, kalo bikin desain rumah minimalis di pinggir sungai itu berikut perkiraan sipil nya berapa ya?

keyword bahan: aerated concrete yg ditutup semen, batu hitam, jendela dan pintu kaca, konstruksi baja/ mezanine yg diekspos, serta beberapa unsur kayu seperti parquet, parquet luar ruang

keyword fasilitas: instalasi air panas, outdoor shower, kamar mandi kering, carport, taman belakang, kolam ikan disamping rumah dan sedikit menjorok masuk keruang makan dan terpisah oleh kaca.

btw salam kenal,

pito
maspyto@yahoo.com

HRT-thaty said...

desain yang menarik dan penuh inspirasi.

Mario or Marjo (MoM) Architect said...

@Pito : terima kasih mas, untuk biaya pembangunannya waktu itu sekitar 4.5 juta/m2.

@HRT-thaty : terima kasih :)

Muhammad Dani said...

desain nya bagus mas, buat referensi tugas besar perancangan. :)

Mario Andreti said...

@Muhammad Dani : monggo mas Dani, semoga bermanfaat ya :)